Para Bakal Calon Pengusaha yang terhormat, hari ini saya posting mengenai usaha Mie Ramen.
Postingan ini diambil dari Wikipedia dan Kaskus,
Mie Ramen
Ciri khas
Rebusan mi hasil buatan tangan
atau buatan mesin diceburkan ke dalam sebuah mangkuk berisi kuah yang dibuat
dari berbagai jenis kaldu (umumnya dengan dasar kaldu babi). Pada umumnya
chasiu, menma, dan irisan daun bawang ditambahkan di atas mi sebagai lauk atau
penyedap.
Mi yang biasanya berwarna kuning
dibuat dari terigu dengan kadar gluten tinggi ditambah air dan bahan kimia
tambahan seperti potasium karbonat, natrium karbonat dan kadang-kadang asam
fosfat. Bahan-bahan kimia yang bersifat alkali mengubah sifat alami gluten
dalam tepung terigu dan membuat mi menjadi kenyal sekaligus mengaktifkan
senyawa flavonoid yang terkandung dalam tepung terigu sehingga mi berwarna
kuning. Perbandingan air dan tepung terigu adalah kira-kira 1 : 35%, semakin
banyak air maka semakin lunak pula mi yang dihasilkan.
Pada zaman dulu pembuatan mi di
Cina menggunakan air asin dari danau Kan di
pedalaman Mongolia
yang mengandung garam mineral alami. Di Jepang, bahan kimia tambahan untuk
membuat mi sampai sekarang ini masih disebut kansui (鹹水, secara harafiah: air
dari Danau Kan ). Seusai Perang Dunia II, bahan kimia
tambahan untuk mi yang berbahaya untuk kesehatan banyak beredar di pasaran,
tapi sekarang bahan kimia tambahan sudah diatur dalam standar JAS. Bahan kimia
tambahan untuk mi juga mempunyai bau tidak enak yang sering tidak disukai
orang, sehingga di Jepang juga dibuat mi yang menggunakan telur sebagai
pengganti bahan kimia.
Di atas ramen umumnya ditambahkan
penyedap berupa beraneka ragam lauk seperti: chasiu, menma, telur rebus,
sayuran hijau (seperti bayam), irisan daun bawang, nori, atau narutomaki
sebagai hiasan. Telur rebus untuk ramen biasanya berwarna coklat karena direbus
di dalam kuah bekas rebusan chasiu. Sayuran sekaligus penyedap yang paling umum
untuk ramen adalah irisan daun bawang. Sebelum ditambahkan ke dalam ramen,
sebagian penjual ramen lebih dulu menggoreng irisan daun bawang di dalam minyak
goreng.
Kuah
Ramen adalah makanan rakyat banyak di Jepang. Kuah ramen mempunyai
banyak sekali variasi rasa yang ditentukan oleh jenis kaldu yang digunakan,
bumbu dan lauk yang ditambahkan di atas mi. Bahan-bahan produksi lokal dari
berbagai daerah sering digunakan untuk menghasilkan rasa lokal yang khas dan
disukai penduduk setempat.
Kaldu untuk kuah bisa diambil dari campuran berbagai bahan
seperti tulang babi, tulang sapi, tulang ayam, katsuobushi, sababushi, niboshi,
konbu, kacang kedelai gongseng, shiitake, bawang bombay atau daun bawang.
Ramen bisa digolongkan berdasarkan jenis-jenis kuah misalnya
kuah rasa kecap asin, kuah rasa tonkotsu (tulang babi), rasa shio (garam), dan
rasa miso
Kuah rasa kecap
Jepang
Ramen dengan kuah rasa kecap asin
(shoyu) adalah jenis ramen yang paling umum di Jepang, terutama di Pulau Honshu . Kuah berasal dari rebusan tulang ayam dan
sayur-sayuran. Kuah berwarna sedikit cokelat karena saus dengan bahan utama
kecap asin yang dituang di dasar mangkuk. Sebagai penyedap biasanya ditambahkan
merica dan rayu (minyak wijen pedas).
Kuah rasa tonkotsu (tulang babi)
Kuah berwarna putih agak kental, gurih, berminyak-minyak karena kaldu dari
tulang babi. Ramen rasa tonkotsu berasal dari Kyushu. Rasa kuah tidak begitu
asin, dan kadang-kadang ada juga kuah yang berwarna putih kecoklatan. Di Tokyo
dikenal tonkotsu shoyu ramen yang kuahnya merupakan perpaduan saus kecap asin
ditambah kuah tulang babi yang sangat kental.
Kuah rasa shio (garam)
Kuah berbumbu garam berwarna hampir bening, contohnya adalah ramen
hakodate. Asal-usulnya adalah masakan mi Cina yang diperkenalkan sebagai ramen
hokkaido pada tahun 1933.
Kuah rasa miso
Kuah berbau harum yang berasal dari kaldu tulang ayam dengan tambahan miso.
Ramen rasa miso konon diciptakan oleh penggemar makan yang ingin menikmati
ramen bersama sup miso.
Sejarah
Menurut catatan sejarah Tokugawa Mitsukuni (Mito Komon) sering disebut
sebagai orang Jepang yang pertama kali makan ramen. Masakan mi kuah ala Cina pertama kali dihidangkan
untuk Tokugawa Mitsukuni. Pembuatnya adalah seorang ilmuwan Konghucu dalam
pengasingan dari Dinasti Ming yang diundang untuk datang ke Domain Mito.
Ramen diperkirakan mulai dinikmati rakyat banyak pada zaman Meiji. Pada
waktu itu, ramen sudah masuk ke dalam menu berbagau rumah makan di kawasan
permukiman keturunan Cina di Kobe dan Yokohama. Setelah itu, pada zaman Taisho,
penjual mi di Hokkaido sudah menjual ramen seperti ramen yang dikenal orang
sekarang ini.
Di Jepang, mi kuah umumnya terdiri dari dua aliran:
Mi kuah dalam
menu rumah makan yang dikelola imigran dari Cina, misalnya mi kuah dengan
tauge, mi kuah tanpa lauk (tanmen), mi pangsit kuah, atau mi ala Kanton. Ramen
dengan rasa miso atau rasa shio juga dicantumkan dalam menu.
Mi kuah oleh
pedagang kaki lima di waktu malam yang kemudian membuka rumah makan ramen.
Pedagang kaki lima yang berkeliling menjajakan ramen dengan gerobak dorong
sudah ada di Jepang sejak zaman Edo. Penjual ramen berkeliling memakai gerobak
sambil meniup terompet charamela. Lagu yang dibunyikan adalah nada "sol la
si - sol la - sol la si la sol la -". Oleh karena itu, penjual ramen
keliling dalam bahasa Jepang sering disebut charamela. Pedagang keliling zaman
sekarang sudah menggunakan pemutar rekaman sebagai pengganti charamela. Selain
itu, pedagang ramen sering menggunakan mobil dan membawa kursi untuk berdagang
di tempat ramai.
Setiap daerah atau kota di Jepang biasanya memiliki masakan ramen khas yang
dipakai sebagai daya tarik pariwisata. Tradisi ramen lokal berasal dari usaha
membangkitkan perekonomian daerah pada tahun 1980-an. Salah satu di antaranya dengan
mempromosikan keunikan ramen khas masing-masing daerah di Jepang. Promosi juga
dilakukan lewat artikel di berbagai majalah. Salah satu promosi yang dianggap
paling berhasil adalah promosi sapporo ramen. Wisatawan dalam negeri
beramai-ramai mengunjungi Hokkaido untuk makan sapporo ramen. Keunikan ramen
khas daerah memiliki nilai komersial yang tinggi. Di Jepang terdapat banyak
sekali buku-buku laris mengenai ramen. Biro perjalanan juga menawarkan paket
wisata untuk berkeliling menikmati ramen dari penjual ramen terkenal.
Mie Ramen Ichiharu ( ramen Naruto )
Mi kuah gaya
Jepang ini pas dinikmati hangat saat hujan turun. Kuahnya berbumbu kecap dan
bawang putih. Irisan tipis daging sukiyaki membuat rasa mi makin mantap dan
komplet gizinya.
Bahan:
2 sdm minyak
sayur
1 liter air
2 siung bawang
putih, cincang halus 3 sdm
kecap asin
1/2 cm jahe,
cincang
1 sdm kecap manis
50 g paprika
hijau , iris memanjang 1/2 sdt
merica bubuk
100 g daging sapi
sukiyaki/daging has sapi, iris tipis
150 g mi telur kering
Cara membuat:
# Panaskan
minyak, tumis bawang putih dan jahe hingga kuning dan harum.
# Masukkan
paprika, aduk hingga layu.
# Tambahkan
irisan daging, aduk hingga berubah warna dan kaku.
# Tuangi air,
tambahkan bumbu. Aduk hingga mendidih.
# Masukkan mi
kering, masak hingga mi lunak. Angkat.
# Sajikan panas
atau yg pake
udang alias ramen bumbu szechuan :
Bahan:
150 gr udang,
kupas, sisakan ekornya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar